Friday, June 12, 2009

SALAM.....ana dah lm xupdate blok nie. mntak maaf kt shbat-shbat ana.
mgkin nnti kalu ad klpangan ana akn cuba memperbaharui blog ini...
oklah...salam

Thursday, May 21, 2009

...syaitan dan jenisnya..

1. Zalituun
Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat jimat cermat. Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.

2. Wathiin
Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.

3. A'awan
Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para ulama.

4. Haffaf
Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, kelab mlm & tempat yg ada minuman keras).

5. Murrah
Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yg sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam keseronokan dan glamour etc.

6. Masuud
Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa sahaja penyakit yg mula dari kata-kata mulut.

7. Daasim (BERILAH SALAM SEBELUM MASUK KE RUMAH...)
Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar berlaku keruntuhan rumahtangga (suami isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi).

8. Walahaan
Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dan solat dan menjejaskan ibadat-ibadat kita yg lain.

9. Lakhuus
Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api/matahari.

10. Isetan.
Sebuah pasaraya yg terkemuka di seluruh duniawi. terdapat di sekitar Lembah klang, singapore, Beijing &..... Kebaikan: Memberi potongan harga pada Karnival jualan Keburukan: Melalaikan manusia bershopping sehingga lupa waktu sembahyang dan lupe yg lakinya dah tunggu kat kereta.

Pesanan ;
shopping tu agak2 sikit, jangan sampai berlebih2an pulak. Membazir itulah sebenarnya amalan Syaitan.

Thursday, May 14, 2009

bila hati mengukir bahagia.........

" bangunlah..dah lewat ni nak solat subuh. bangun..bangun!!!!"
" woi bodoh, kenapa kejutkan aku........."

Bila dikenangkan kembali apakah salah aku mengejutkan sahabatku yang lena dibuai mimpi nan indah untuk mengadap Yang Maha Esa??? Aku jadi begitu kaget bila mana ditengking dengan perkataan "bodoh" sedangkan aku hanya menjadi medium perantaraanNya dengan sahabatku. Pada masa itu, hatiku bagai dicarik-carik....walaupun sudah menjadi kebiasaan aku dipanggil sedemikian rupa. Tanpa membuang masa, aku mencapai buku Biologi yang terhampar di atas mejaku, lalu berlalu ke bilik sahabatku.....tak sanggup untuk aku menatap wajahnya. Geram,sedih,sebak semuanya mula bercampur-baur. "Sampai hati dia marahkan aku walhal aku sekadar menyuruhnya solat......"Inikah pejuang ISLAM jika bersolat pun.......

Bila diamati zaman persekolahannya...wah!!! budak sekolah agama. Kalau bercakap pasal agama...memang aku sekadar tersenyum padanya. Apa taknya...bercakap pasal agama bukan main lagi siap dengan dalil tapi solat sendiri tak terlaksana apatah lagi perkara-perkara sunat yang lain. Sekadar puasa tapi tak bersolat...apa maknanya???? Cukupkah sekadar kita bersolat tanpa melakukan amalan-amalan lain.......apatah lagi yang tidak solat. Ingatlah perkara pertama yang akan disoal di akhirat kelak adalah solat!!!!!!!

ilmu tanpa amal ibarat pokok yang tak berbuah


Bila dihimpunkan persoalan-persoalan sahabat ana yang lain, ana hanya mampu tersenyum. " Mek, kau tak terasa ke dengan .......dia cakap kasar lah" Ana memandang sahabat-sahabat ana dan jawapan ana hanya " dia dah memang macam tu...otai sikit". Walaupun hati ini terasa sedih tapi ana tetap redha..mungkin inilah ujian untuk ana bila menjejakkan kaki ke matrikulasi. Pelbagai ragam dan kerenah dapat disaksikan tambahan ana anak timur, kami amat dijaga dari segi pertuturan dan perlakuan kami. Walaupun ada yang cuba menegur sahabatku, tapi perilaku dan pertuturannya tetap sama...dah biasa katanya.

Bila tiba waktu solat, hanya dua perkara yang akan dilakukannya. Sama ada melancong ke bilik sahabat ana yang lain atau bermaian games laptop. Kadang-kadang ana terfikir " tak terusikkah hatinya bila melihat ana dan sahabat-sahabat yanag lain bersolat sedangkan dia hanya tersengih menikmati games"
YA ALLAH..kau bukakanlah pintu hati sahabatku ini. Jadikanlah dia anak yang solehah untuk agama,keluarga dan bangsanya.

"Bila dah balik kolej nanti, ingat ALLAH selalu, jangan tinggal solat". Tiba-tiba mindaku mula menyusun bait-bait lagu Raihan, kumpulan nasyid kegemaranku " Iman tak dapat diwarisi, dari seorang ayah yang bertakwa..." Bila kupandangnya hanya anggukan dan senyuman dihadiahkan kepada ayahnya. Masyaallah.........

Bila kami mengajaknya untuk bersama-sama solat berjemaah, beribu alasan diberinya. Pelbagai cara kami gunakan, terutamanya solat berjemaah di bilikk. Aaaaah..hatinya cukup keras!!!! Bukan sahaja tidak turut sama malah dia bijak berteleku di bilik sahabatku yang lain. Kadang-kadang madah berbisa kulontarkan namun alangkah sebaknya hati kami bila mana melihat dia hanya tersenyum simpul.........

Suatu pagi, aku memberanikan diriku. " Dah solat subuh belum...jom kita solat berjemaah". Itulah ungkapan yang kukuh tersemat di mindaku sehingga hari ini. Biasanya dia hanya mengangguk tapi semuanya berbeza pada pagi itu. Kami solat berjemaah!!!!!! Perlahan-lahan aku mula mengatur langkah. Setiap kali pulang daripada kuliah, itulah soalan pertama yang akan aku tanyanya...."dah solat?????" Masih kuingat kata-kata ustazku..."dakwah jika tidak secara berterusan pasti takkn terlaksana."
YA ALLAH...aku memanjatkan kesyukuran yang tidak terhingga padaMU kerana membuka hati sahabatku dan diharapkan agar dia istiqamah atas segala amalannya......

Jika mahu diceritakan, masih banyak coretan-coretan duka yang tidak kucoretkan. Cukuplah sekadar ini sebagai iktibar buat kita semua.Ini bukanlah perkara luar biasa yang berlaku pada masa kini. Bukan hanya pelajar harian biasa, malah pelajar agama sendiri tidak melaksanakan perintah ALLAH sedangkan itulah perkara yang dipelajari setiap hari....Di mana letakkan perjuangan dakwah sedangkan perjuangan diri sendiri kita masih terumbang-ambing????

Fikirlah........renunglah......hayatilah.......mujahadahlah diri kita bersama.....

Saturday, May 9, 2009




Meng
hias Hati Dengan Menangis

www.iluvislam.com




“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, nescaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Bukhari dan Muslim)

Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.


Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.


Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung


Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan.

Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.

Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”



Menyadari bahwa syurga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk syurga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.

Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih syurga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Al-baqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.


Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (Bukhari dan Muslim)





Pandangan......pintu syaitan

Mata........
Sinonimnya mata dikaitkan dengan fungsinya untuk melihat. Tanpa funsi ini....lahirlah insan-insan mulia yang berjuang menempuh duri-duri kehidupan berlandaskan mata hati. ORANGB BUTA .Mata adalah merupakan anugerah ALLAH kepada hambaNya. Tanpa mata, hidup ini hanya disirami dengan kegelapan dibajai dengan kesuraman. Mata berperanan dalam memandu umat untuk melihat. Pandangan yang disaksikan mata menjadi bukti keabdiaan diri kepada Yang Esa. Imam Ibnu Qayyim berkata : " Pandangan adalah pangkal dari kebanyakan bencana dan kejadian yang menimpa umat manusia.Pandangan menumbuhkan getaran perasaan, sedangkan getaran mendatangkan pemikiran yang aneh-aneh dan keinginan yang lalu berubah menjadi keinginan yang kuat." Menahan sabar pandangan mata jauh lebih mudah daripada menahan sabar derita dan bencana yang diakibatkannya.
Setiap bencana dan kejadian
berpangkal kepada pandangan
sebagaimana kobaran api

berasal dari bara setitik

Tidak sedikit pandangan dari seseorang
laksana panah yang terlepas dari busurnya

Selama sang hamba ada penglihatan

yang ia bolak-balikkan
maka ia berada dalam bahaya yang mengkhuatirkan
ia memang menyejukkan mata
namun membahayakan jiwa

Kesenangan yang mewariskan bencana ini
bukanlah kesenangan.....